Sabtu, 25 Agustus 2012

Bermimpi ala ust. Yusuf Mansur

Mimpi dan Masa Depan

Sang Inspirator
Semua orang pasti pernah bermimpi, tapi tak semua orang berani bermimpi. Apalagi mewujudkan mimpinya. Eih mimpi yang saya maksud bukan mimpi dalam tidur ya, tapi mimpi tentang masa depan hehehe. Terkadang untuk sebagian anak muda seperti saya terbesit ketakutan-ketakutan tentang apa yang akan terjadi pada masa depan dan akan jadi apa saya di masa depan. Saya yakin semua merasakan hal itu, tak terkecuali Anda. Masa depan seakan menjadi hal yang menakutkan, mengerikan dan membingungkan. Semakin dipikirkan akan semakin sempit rasanya hidup ini. ya itulah Masa Depan. Berangkat dari situasi itu, melalui tulisan ini saya mencoba mengeluarkan isi masa depan yang ada di otak saya.

Dream, Pray and Action tiga kata yang menjadi solusi buat saya dalam ketakutan menghadapi masa depan. Ya betul sekali, tiga kata tersebut sering sekali didengungkan oleh seorang penceramah yang akhir-akhir ini sering muncul di televisi. Ustadz Yusuf Mansur, mungkin Anda sudah tidak asing dengan gayanya berceramah. Beliau memang menjadi inspirasi bagi kebanyakan orang saat ini, terutama untuk saya pribadi. Bukan hanya karena penuturannya tentang konsep shodaqoh dalam Al-Quran, tetapi juga karena kisah hidup Ustadz Yusuf Mansyur yang jatuh bangun dan menarik untuk kita ambil hikmahnya.

Begitulah Ustadz Yusuf Mansyur. lahir di Jakarta pada tanggal 19 bulan Desember tahun 1976. Ustadz Yusuf Mansyur terbilang anak yang cerdas, pernah menjadi lulusan terbaik di MAN 1 Grogol dan mengenyam kuliah di jurusan Informatika. Namun terhenti sebelum mendapat gelar karena lebih suka balapan motor, jadi terganggu kuliahnya. Sang pemuda yang saat itu sedang berusaha mewujudkan mimpinya di masa depan. Menjadi pebisnis dalam hidup adalah mimpinya. Bukannya keberhasilan tapi semakin dia bergerak dalam bisnisnya tapi semakin banyak hutang yang menggunung. Bahkan sampai pernah mendekam di trali besi gara-gara hutang. Dari situ Beliau berfikir pasti ada yang salah dalam konsep hidupnya. Ya, kurang melibatkan Allah SWT dalam segala urusan adalah point utama letak kekeliruan yang beliau alami dalam proses bermimpi. Setelah ketemu pokok masalahannya, memperbaiki diri adalah hal paling wajib dan utama untuk dilakukannya. "Bagaimana mungkin Allah akan menolah ke arah kita, jika kita saja tidak pernah menyapanya". Subhanallah, betul juga ya. Kutipan sederhana yang sangat inspiratif bagi saya.

Saya adalah salah satu dari sekian juta orang yang mengambil banyak pelajaran dari nasihat, pengalaman, motivasi dan inspirasi Beliau dalam setiap ceramahnya. Bahasa yang sederhana, contoh konkret dalam kehidupan dan gayanya dalam memberikan ceramah menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkan. Beliau adalah inspirator dan motivator yang sangat handal yang mampu merubah paradigma sesorang terutama saya dalam bagaimana cara untuk menempuh hidup ini dengan benar. Karena ketertarikan saya kepada ceramah Beliau, saat ini saya punya banyak koleksi ceramah dan buku beliau yang sangat berguna. Sedih, senang, lapang, sempit, banyak uang, sedikit uang, kesal, marah, susah, bahagia, rumit masalah kuliah, rumit masalah pekerjaan, keluarga, pacar, orang tua, teman, pokoknya semua permasalahan hidup dijelaskan secara sederhana dalam setiap buku dan ceramahnya.

Kok jadi ngebahas ustadz. YM ya, hehehe. oke, kembali mengulas mimpi di masa depan. Saya orang yang cenderung suka bergelut dalam agama Islam. Mungkin salah satunya karena motivasi yang dapat saya ambil dari ustadz YM ( Sapaan ustadz Yusuf Mansur ) yaitu Menghadirkan Allah Dalam Berbagai Macam Urusan, jika kita selalu menyapa Allah dalam segala urusan, maka Allah juga akan menyapa kita dengan mempermudah dalam segala urusan kita. Hal sederhana tapi sangat susah untuk dijalankan.

Disini saya mau menyampaikan testimoni yang secara nyata saya alami. Semoga dapat menjadi inspirasi dan motivasi juga bagi Anda yang membacaya. Tentang sedekah, ust. YM selalu mengajarkan hal itu dalam upaya kita menyapa Allah dalam urusan. Mungkin karena sedekah, saya bisa sampai ada di posisi sekarang. Memang masih jauh dari kata sukses tapi setidaknya kehidupan ini sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan bagaimana kedahsyatan dari sedekah. Awalnya saya bekerja sebagai bellhop, kata ust.YM kan kalo mau pekerjaan meningkat harus banyak shalawat, berbuat baik sama orang tua dan sedekah. Ilmu itu saya jalanin terus, sampai suatu hari saya rela membongkar isi tabungan saya yang gak seberapa untuk sedekah, Subhanallah gak usah nunggu sampe berbulan-bulan, besoknya Allah ganti cash dengan promosi pekerjaan yang lebih baik. Saya langsung jadi CSO (Cust. Service Operasional). Setelah itu sedekah menjadi kegiatan favorite saya. Sampai sekarang Alhamdulillah saya menjadi supervisor. Gemar sedekah supaya punya pekerjaan sampai jadi direktur bahkan owner, Aminnnnnn...

Sedekah berharap naik jabatan, kenapa gak boleh? toh harapannya kan ke Allah bukan ke manusia atau apapun. Bukankah Allah dan rasulnya sendiri yang bilang dalam surah Al-Baqarah  ayat 265

وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًۭا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌۭ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا
                                                                            وَابِلٌۭ فَطَلٌّۭ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya : Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

Belum lama saya sedekah dengan uang THR yang saya dapat. Dan subhanallah 3 hari kemudian saya dapat tawaran kerja yang gajinya 10 kali lipat dari jumlah yang saya berikan tanpa susah-susah melamar. Allah yang mengerakkan semua kejadian. Subhanallah....
Niatnya saya dengan gaji itu pengen punya 2 asuh anak yatim yang saya tanggung biaya sekolahnya. Mudah-mudahan Allah memberikan gaji yang jauh lebih besar supaya saya bisa punya lebih banyak anak asuh yatim. Dan mimpi besar saya adalah mempunyai rumah yatim dan usaha yang karyawannya semua anak-anak yatim. Jadi usaha itu yang mengelolanya anak yatim, lalu keuntungan dari usaha diperuntukkan untuk rumah yatim.

We Do Everything, We Do for Allah SWT
Subhanallah...

Semoga siapapun yang membaca tulisan ini dapat berkontribusi untuk memberikan sedekah doa bagi mimpi besar saya. Dan mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepada saya untuk mewujudkan mimpi itu. Aminnnn....

Semoga bermanfaat untuk memotivasi siapapun yang membacanya.

Wassalamu'alaikum... :)






Jumat, 24 Agustus 2012

Petunjuk Shalat Istikharah


Risalah ini berawal dari penelusuran saya (yang menghimpun) di internet dengan mesin jelajah Google. Saya sudah banyak mencoba dengan kata kunci “shalat istikharah”, “tata cara istikharah”, “istikharah yang benar”, “istikharah menurut nabi”, “jodoh dan istikharah” dan beberapa kata kunci yang serupa.  Dari banyak alamat laman sajian Google kemudian saya susuri satu demi satu. Saya baca perlahan masing-masing laman secermat yang saya bisa.

Ada yang beranggapan bahwa istikharah itu harus dilakukan dalam keadaan hati kosong dari pilihan-pilihan. Sebelum istikharah dilakukan, kecenderungan hati dan pikiran harus dikosongkan. Jika selama ini sudah ada kecenderungan pada sebuah pilihan, maka pilihan itu kemudian dianulir. Setelah hati kosong dari pilihan maka shalat istikharah baru dikerjakan. Jawaban atas istikharah dipercayai akan muncul sebagai kecenderungan hati pada sebuah pilihan nantinya. Karenanya, ada yang istikharah berkali-kali bahkan sampai 7 kali.

Segera seusai menunaiikan shalat istikharah, biasanya orang langsung akan sensitif dengan keadaan dan peristiwa di sekitarnya. Sebuah kisah menyebutkan bahwa ketika dia sedang menunggu jawaban istikharah, tiba-tiba ia merasa yakin bahwa apa yang disampaikan oleh khatib jumat merupakan pertanda jawaban istikharahnya. Kisah yang lain menyebutkan bahwa jawaban istikharahnya adalah kemantapan hatinya pada suatu pilihan. Pada kisah lainnya, orang sangat meyakini bahwa mimpi yang ia alami (ada yang mimpi buruk dan ada yang mimpi baik) merupakan jawaban istikharahnya.

Pertanyaan terhadap seluruh kisah tersebut, mengapa kita bisa yakin bahwa itu merupakan jawaban Allah? Apa indikatornya bahwa itu merupakan jawaban Allah?


Rentang waktu jawaban istikharah akan hadir juga beragam kisahnya. Ada yang sejak awal sudah yakin bahwa jawaban istikharah akan hadir dalam 3 hari atau 7 hari. Ada yang tidak mematok berapa hari tetapi menunggu berarapun harinya sampai ia mantap hatinya.

Kepada yang sudah mematok jumlah hari, patut untuk diberi pertanyaan, mengapa begitu yakin Allah akan menurunkan jawaban istikharah dalam jumlah hari tersebut? Jika yakin dalam 7 hari, kenapa tidak yakin 10 atau 11 hari?

Dan ada banyak ragam kisah dan pengalaman yang ditulis orang tentang istikharahnya masing-masing.

Kesimpulan umum yang saya dapat adalah banyak yang beranggapan bahwa beristikharah adalah meminta jawaban YA/TIDAK atas suatu perkara atau meminta dipilihkan begitu saja oleh Allah. Seolah-olah, kita hanya perlu memejamkan mata, mengosongkan hati/pikiran, lalu shalat istikharah dan Allah akan menurunkan jawabnnya buat kita.

 Bagi yang beristikharah untuk meminta jawaban YA/TIDAK, misalnya ada seorang pemuda datang melamar, kemudian seorang akhwat beristikharah apakah lamaran pemuda tersebut diterima atau tidak, dapat digolongkan sebagai orang yang tidak menggunakan akalnya. Silakan baca sirah Nabi dan sahabat, adakah kisah semacam itu, kisah dimana sebuah keputusan dilakukan dengan menunggu jawaban istikaharah semata? Karena istikharah bukan hanya untuk pernikahan, melainkan untuk seluruh perkara dalam hidup kita, jika setiap kali mau melakukan sebuah perkara dalam hidup selalu didahului dengan istikharah model semacam itu, maka hidup orang tersebut seperti layaknya orang selalu mengundi nasibnya. Ia akan selalu berada dalam kebimbangan karena akalnya tidak digunakan. Dalam matematika atau fisika, hidup model semacam ini dapat dipandang sebagai JALAN ACAK (random walk) atau JALANNYA PARA PEMABUK (drunkard’s walk), sebab kita benar-benar tidak bisa memprediksi kemana kita akan melangkah. Persis seperti orang mabuk yang jalannya limbung, sesekali ke kanan dan sesekali ke kiri.

Cara beristikharah yang semacam itu juga mendekati pemahaman jabariyah, dimana kita hanya bisa pasrah terhadap keadaan kita dan seolah kita tak punya kuasa untuk menentukan hidup kita akan ke mana. Wallahu Ta’ala a’lam.

Bagi yang beristikharah dan meyakini jawaban istikharah akan muncul dalam bentuk kemantapan hati, patut kita ajukan pertanyaan, darimana kita yakin bahwa bisikan hati itu merupakan bisikan dari Allah? Apa indikatornya bisikan jawaban tersebut berasal dari Allah? Sungguh bisikan dalam hati, hanya ada 2 kemungkinan, yaitu bisikan dari Allah atau bisikan dari syaitan. Bagaimana cara kita membedakannya? Apakah setelah kita shalat istikaharah maka seluruh bisikan di hati otomatis merupakan bisikan dari Allah?
Bagi yang beristikharah dengan menentukan bahwa jawaban Allah akan turun dalam waktu tertentu (misal 3 atau 7 hari), patut kita ajukan pertanyaan, atas kuasa apa kita memaksa Allah untuk menurunkan jawabannya dalam sekian hari?

Banyak sekali kisah yang bertebaran di sekitar kita memiliki cara pandang bahwa shalat istikharah adalah seperti yang sudah diungkap di muka. Untuk itulah risalah ini saya himpun setelah saya melakukan penelusuran intensif selama kurang lebih 1 bulan. Dari banyak artikel dan kisah yang saya dapati di internet, kebanyakan tidak mendasarkan pada dalil shahihah dan atas pertimbangan rasional semata. Artikel-artikel yang ada kemudian saya timbang dengan melihatnya apakah bersandar pada dalil atau tidak. Dan risalah inilah hasilnya.


Beberapa butir penting dari risalah ini saya susun dalam catatan pengantar ini.
  1. Istikharah adalah memohon kepada Allah manakah yang terbaik dari urusan yang mesti dipilih salah satunya.

  2. Doa shalat Istikharah: “Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih”

    Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.”

  3. Istikhoroh dilakukan bukan dalam kondisi ragu-ragu dalam satu perkara karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat fardhu”.

    Keadaan ragu-ragu adalah keadaan di mana kita tidak memiliki satu pilihan apapun terhadap suatu perkara. Oleh karena itu, jika ada beberapa pilihan, hendaklah dipilih, lalu lakukanlah istikhoroh. Setelah istikhoroh, lakukanlah sesuai yang dipilih tadi. Jika memang pilihan itu baik, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka nanti akan dipersulit

  4. Seusai shalat Istikharah tidak perlu menunggu mimpi atau bisikan dalam hati. Yang jadi pilihan dan sudah jadi tekad untuk dilakukan, maka itulah yang dilakukan. Terserah apa yang ia pilih tadi, mantap bagi hatinya atau pun tidak, maka itulah yang ia lakukan karena tidak dipersyaratkan dalam hadits bahwa ia harus mantap dalam hati.

  5. Tata cara shalat Istikharah: Memilih salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada, shalat 2 rakaat, doa, kemudian lakukan pilihan di awal tadi.

  6. Istikharah dilakukan untuk segala urusan baik penting maupun sepele kecuali sesuatu yang wajib atau haram hukumnya.

  7. Kebanyakan orang memahami bahwa mesti muncul perasaan lapang dada untuk melakukan apa yang kita inginkan, setelah dilaksanakannya istikharah. Ini tidak ada dalilnya. Karena istikharah pada dasarnya adalah ‘memasrahkan’ urusan kepada Allah, termasuk ketika seseorang kurang senang dengan urusan tersebut (sepanjang ia sudah menetapkannya sebagai pilihan).

  8. Sebagian orang juga mengatakan bahwa berhasilnya istikharah adalah jika muncul perasaan ‘plong’  (yang diartikan persetujuan dari Allah) atau perasaan ‘mengganjal’  (yang diartikan ketidaksetujuan Allah). Ini juga tidak benar, maksudnya tidak harus.

  9. Dengan istikharah Allah akan memudahkan dan menyampaikan seseorang pada pilihannya (jika Allah memandang pilihan tersebut baik baginya) atau Allah memalingkan dan menjauhkan seseorang dari pilihannya (jika Allah memandang pilihan tersebut tidak baik baginya).

  10. Sesudah melakukan istikharah, sebaiknya seseorang langsung bergegas menunaikan pilihannya sambil ‘memasrahkan diri’ kepada Allah. Adapun jika seseorang mendapatkan mimpi yang benar, yang memberikan isyarat bahwa pilihannya itu benar, maka itu adalah karunia dan petunjuk yang datang dari Allah. Namun jika ia tidak mendapatkan mimpi, tidak selayaknya ia urung menunaikan pilihannya dengan alasan menunggu mimpi.
  11. Dalam kaitannya dengan menikah, seusai meminang, shalat Istikharah dilakukan untuk meminta ditetapkannya pilihan kepada calon yang baik, bukan untuk memutuskan jadi atau tidaknya menikah. Karena, asal dari pernikahan adalah dianjurkan.

  12. Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan bahwa hasil dari shalat istikharah berupa sebuah mimpi. Sejumlah ulama di antaranya Imam An-Nawawi menyatakan bahwa pilihan akan diberikan kepada orang yang melaksanakan shalat tersebut adalah dengan dibukakan hatinya untuk menerima atau melakukan suatu hal. Tetapi pendapat ini ditentang oleh sejumlah ulama di antaranya Al-’Iz ibn Abdis-Salam, Al-’Iraqi dan Ibnu Hajar. Bahwasanya orang yang telah melaksanakan shalat istikharah hendaklah melaksanakan apa yang telah diazamkannya, baik hatinya menjadi terbuka maupun tidak.

    Ibnu Az-Zamlakani berkata bahwa bila seseorang melaksanakan shalat istikharah dua rakaat karena sesuatu hal, maka hendaklah ia mengerjakan apa yang memungkinkan baginya, baik hatinya menjadi terbuka untuk melakukannya atau tidak. Karena sesungguhnya kebaikan ada pada apa yang dia lakukan meskipun hatinya tidak menjadi terbuka. Beliau berpendapat demikian karena dalam hadits Jabir tidak dijelaskan adanya hal tersebut. Untuk lebih jelasnya masalah ini silahkan rujuk kitab Thabaqat Asy-Syafi’iyah oleh Ibnu As-Subki pada jilid 9 halaman 206.

    Sedangkan hadis Anas bin Malik yang dijadikan landasan oleh Imam An-Nawawi didhaifkan oleh sejumlah ulama, sebagaimana disebutkan di dalam kitab penjelasan shahih Bukhari, yaitu kitab Fathul Bari jilid 11 halaman 187.

  13. Shalat istikharah itu bukan shalat yang melepaskan diri kita dari segala bentuk pertimbangan manusiawi. Seolah-olah kita hanya memejamkan mata, biar Allah SWT saja yang memilihkan. Lalu hasil pilihan Allah SWT akan diwahyukan lewat mimpi. Tidak!! Tidak demikian.

    Sebab mimpi itu bisa bersumber dari ilham, akan tetapi seringkali juga datang dari syetan. Dan seseorang tidak pernah bisa memastikan, dari mana datangnya mimpi itu. Maka pertimbangan nalar dan logika harus lebih didahulukan, sebagai Rasulullah SAW telah mengajarkannya.

  14. Al-Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar menyatakan hendaklah orang tersebut memilih sesuai dengan pilihan hatinya. Maksudnya, hatinya menjadi condong terhadap suatu pilihan setelah sholat.

    Tetapi pendapat tersebut kurang disetujui oleh sejumlah ulama lainnya. Berhubung hadits yang menjadi rujukan dianggap hadits yang lemah secara periwayatan.
  15. Indikator jawaban shalat istikharah, bila pilihan tersebut adalah pilihan yang terbaik, maka Allah akan memudahkannya bagi orang tersebut dan akan memberkahinya. Tetapi jika hal tersebut adalah sebaliknya maka Allah akan memalingkannya dan memudahkan orang tersebut kepada kebaikan dengan idzin-Nya. Demikian disebutkan dalam kitab Bughyatul Mutathowwi’ Fi Sholat At-Tathowwu’ halaman 105.

  16. Sangat tidak patut dan kurang adab kepada Rabbul 'Alamin, apabila setelah mengerjakan istikharah, kita masih terus saja menunggu nunggu kemantapan hati dengan menunda nunda pekerjaan padahal kita telah menyerahkan pilihan dan ketentuannya kepada Rabbul 'alamin!

    Pantaskah kita berada di dalam keraguan setelah kita menyerahkan pilihan dan ketentuannya kepada Allah Tabaaraka wa Ta'alaa??

    Adapun yang biasa beredar dari mulut ke mulut di masyarakat - dan dikatakan oleh sebagian ulama seperti An Nawawi di kitabnya Al Adzkar - bahwa setelah shalat istikharah akan datang kemantapan hati, pada hakikatnya tidak ada asalnya, karena Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam hadits di atas tidak mensyaratkan kemantapan atau kesenangan hati. Demikian juga yang biasa beredar di masyarakat, bahwa setelah shalat istikharah akan datang mimpi yang menetapkan pilihannya, lebih tidak ada asalnya lagi dari Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam."

  17. Tidak ada keterangan bahwa seeorang apabila sudah sholat akan bermimpi, melihat sesuatu, atau lapang dadanya. Ini semua adalah dusta belaka yang tidak berlandaskan dalil. 

Saya akan bahagia jika saya keliru dalam menghimpun risalah ini dan kemudian ada yang mengingatkan saya. Semoga risalah ini bermanfaat. Amin.

Kamis, 16 Agustus 2012

Ayat Al Qur’an bukan 6666 tetapi 6236

Ayat Al Qur’an bukan 6666 tetapi 6236

Sering terdengar penceramah menyatakan bahwa jumlah ayat di dalam al-Qur'an adalah enam ribu, enam ratus, dan enam puluh enam (6,666).

Angka itu MANIS disebut, SENANG DIINGAT, dan SEDAP DIDENGAR!!!.

Namun begitu, bukan semua yang sedap didengar dan senang diingat yang dikeluarkan daripada mulut yang manis itu benar. Haruslah diperiksa dahulu sebelum menerimanya bulat-bulat. Apalagi kalau ia mengenai agama karena syaitan juga boleh berbuat demikian - "syaitan-syaitan daripada manusia dan jin, yang mewahyukan ucapan palsu yang indah-indah kepada satu sama lain, untuk menipu" (6:112).

Untuk mengetahui sama ada jumlah 6,666 itu benar atau tidak adalah tidak susah.

Cuma ambil sebuah calculator dan sebuah kitab al-Qur'an. Mula dari surah Fatihah yang diakhiri dengan nomor 7. Itu adalah jumlah ayat bagi surah tersebut. Kemudian pergi ke hujung surah 2 (al-Baqarah) dan bertemu pula dengan angka 286. Teruskanlah, surah demi surah, hingga ke hujung surah terakhir, iaitu surah yang ke-114. Campurkan kesemua angka itu, dan jumlah yang didapati adalah jumlah ayat-ayat al-Qur'an yang sebenar.
Disediakan di bawah ini satu senarai yang mengandungi surah-surah (menurut nomornya saja), jumlah ayat-ayatnya, dan jumlah kesemua ayat di dalam surah-surah itu, atau jumlah kesemua ayat kitab al-Qur'an yang sebenar:
Surah:
1-5 ( 7 + 286 + 200 + 176 + 120 ) = 789 ayat
6-10 ( 165 + 206 + 75 + 129 + 109 ) = 684
11-15 ( 123 + 111 + 43 + 52 + 99 ) = 428
16-20 ( 128 + 111 + 110 + 98 + 135 ) = 582
21-25 ( 112 + 78 + 118 + 64 + 77 ) = 449
26-30 ( 227 + 93 + 88 + 69 + 60 ) = 537
31-35 ( 34 + 30 + 73 + 54 + 45 ) = 236
36-40 ( 83 + 182 + 88 + 75 + 85 ) = 513
41-45 ( 54 + 53 + 89 + 59 + 37 ) = 292
46-50 ( 35 + 38 + 29 + 18 + 45 ) = 165
51-55 ( 60 + 49 + 62 + 55 + 78 ) = 304
56-60 ( 96 + 29 + 22 + 24 + 13 ) = 184
61-65 ( 14 + 11 + 11 + 18 + 12 ) = 66
66-70 ( 12 + 30 + 52 + 52 + 44 ) = 190
71-75 ( 28 + 28 + 20 + 56 + 40 ) = 172
76-80 ( 31 + 50 + 40 + 46 + 42 ) = 209
81-85 ( 29 + 19 + 36 + 25 + 22 ) = 131
86-90 ( 17 + 19 + 26 + 30 + 20 ) = 112
91-95 ( 15 + 21 + 11 + 8 + 8 ) = 63
96-100 ( 19 + 5 + 8 + 8 + 11 ) = 51
101-105 ( 11 + 8 + 3 + 9 + 5 ) = 36
106-110 ( 4 + 7 + 3 + 6 + 3 ) = 23
111-114 ( 5 + 4 + 5 + 6 ) = 20
-----------------------------------------------------------
Jumlah besar = 6,236 ayat
-----------------------------------------------------------

Maka bilangan ayat di dalam al-Qur'an adalah 6,236, bukan 6,666, seperti yang diajar ulama palsu.
Tiap-tiap surah, melainkan surah 9 (At-Taubah), bermula dengan "Bismillah." Akan tetapi hanya Bismillah yang pertama di dalam al-Qur'an, iaitu di surah 1 (Al-Fatihah), dikira sebagai satu ayat. Ini bermaksud ia diberi nomor, iaitu nomor 1. Bismillah di surah lain yang berjumlah 112 kesemuanya tidak dikira atau diberi nomor.

Andaikata bilangan 112 itu ditambah kepada jumlah besar 6,236 tadi, maka ia menjadi 6,348, yang bukan juga sebanyak 6,666 yang keramat itu.

Perbedaan bilangan ayat di antara dua jumlah tersebut (6,236 dan 6,348) dengan 6,666 adalah 430 dan 318. Perbedaannya besar.
Di manakah pula tersimpannya ayat-ayat yang berlebihan itu?
Mungkin terdapat orang yang mempercayai ada unsur mistik pada nomor 6666 itu.

Karena tiada ayat Allah daripada al-Qur'an yang tersembunyi. Tiada juga kebenaran pada kepercayaan yaitu hanya sesetengah orang sahaja yang mengetahui rahasianya.

Ayat-ayat Allah di dalam al-Qur'an adalah JELAS DAN NYATA untuk dibaca dan dijadikan petunjuk bagi semua lapisan manusia di dunia. Mereka diturunkan Allah sebagai bukti yang jelas lagi nyata atas kebenaran.

Masihkah kita masih percaya ayat AlQur'an itu 6666.